Suka Ikut Campur urusan orang lain
Assalamualaikum Hijaber,alhamdulillah masih di pertemukan lagi kita.kali ini kita belajar bareng lagi yuk tentang bagaimana resiko ikut campur urusan orang lain.
Muslimah santri emang sangat beralasan kalau ngerasa gemes dan gatal melihat
lingkungan sekitarnya yang ga bener. Bawaannya pengen ngomel melulu , rasanya
pengen aja untuk ngelurusin yang ini dan yang itu. Bagus sih sebab kita kan
memang punya kewajiban saling menasehati meski Cuma satu kata dan Cuma hal yang
sepele.
Tapi bukan berarti kita bebas bisa langsung main ikut campur
aja pada urusan orang . apalagi jika yang kita sampaikan berupa kalimat-kalimat
instruksi dan bukannya pilihan atau saran.
Apalagi kalo kamu gak tahu persis kondisi lengkap teman kita
yang lagi punya masalah, lalu kita main langsung aja datengin terus tanpa
tengak tengok kasih instruksi ini dan itu.
Kalau dia menerima sih gapapa dan Alhamdulillah. Tapi dia
mungkin bisa tersinggung juga kan?kecuali kalau dia memang cerita dan meminta
langsung kepada kita.dia juga mungkin bisa bulat-bulat menerima kata-kata kita
dan menjalankannya tanpa pikir panjang. Akibatnya kita juga harus ikut bertanggung
jawab atas apa yang ia lakukan baik maupun buruknya.
Taruhlah misalnya kita punya teman di rumah yang curhat pada
kita, dia cerita soal dilarang ortunya memakai jilbab. Lalu dengan semangat 45
dan yel-yel maju tak gentar membela yang benar , tanpa ba bi bu kita langsung memberi
penyelesaian begini : “Kamu bersikeras
aja kalo perlu kamu kabur aja dari rumah.ini kan masalah prinsip ! “. Dan ternyata
teman kita akhirnya benar-benar kabur dari rumah karena menganggap itulah
penyelesaiam terbaik. Coba bayangkan terus bagaimana nasib teman kita
selanjutnya ? apakah kita siap bertanggungjawab kepada keluarganya? Apakah kita
tahu sekarang dia tinggal dimana?sama siapa dia sekarang?siapa yang
mengurusinya?kalo sudah begini kita ikut berandil memisahkan ibu dan anaknya padahal mungkin
masih ada banyak sekali jalan keluar yang lebih solusif.
Hati-hati ikut campur atau memasuki ke wilayah pribadi oranglain. Apalagi jika kita tidak tahu persis masalahnya. Sebab meskipun hanya
dengan sikap atau kata-kata , ketika kita ikut campur , kita hanya terlibat
secara moril. Tapi pedih pahit duka lara yang sebenarnya,teman yang kita beri
saran itulah yang menanggungnya,juga orang-orang yang punya hubungan dengan
masalahnya.
Kalopun ada yang dating kepada kita dengan membawa masalah,kadang
mereka ga butuh usul kita,komen,wejangan atau tutur kata kita yang sok jitu
itu,melainkan hanya membutuhkan pendengar yang setia untukmelampiaskan
uneg-unegnya yang ada di hatidan pikirannya,biar plong itu saja.
Well hijaber,semoga bermanfaat. salam ukuwah
Wassalamualaikum.